Bisnis, JAKARTA – Meskipun harga rumah subsidi mengalami kenaikan di 2024, tak menyurutkan minat masyarakat berpengahasilan rendah untuk memiliki hunian pertama.
General Manager Vista Land Group Oka Mahendra mengatakan sejak November 2023 lalu permintaan rumah subsidi di Permata Puri Harmoni 2, Gran Harmoni Cibitung, Grand Harmoni Indah Jonggol, dan Puri Harmoni Cisoka 2 mengalami kenaikan. Adapun setiap bulannya dapat dilakukan akad kredit di 4 perumahan tersebut sebanyak lebih dari 60 unit per bulan.
“Bahkan awal bulan Januari ini permintaan di proyek-proyek kami yang memasarkan rumah subsidi meningkat sekitar 20% hingga 30% dibanding bulan-bulan sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (27/1/2024).
Menurutnya, besarnya animo kalangan MBR dalam membeli rumah subsidi ini tak terlepas dari kekhawatiran kehabisan kuota. Meskipun batas harga jual rumah subsidi di tahun 2024 ini naik sebesar 1,2% dari tahun 2023 yang menjadi Rp166 juta sampai Rp240 juta, namun kalangan MBR ini tetap antusias untuk membeli hunian pertama.
Adapun harga rumah subsidi di 2023 mengalami kenaikan 7,6% menjadi Rp162 juta sampai Rp234 juta dari aturan harga di 2018 yang sebesar Rp150,5 juta hingga Rp219 juta per unit.
Baca Juga: Rayakan Imlek 2024 dengan Promo “Astaga Naga” dari Vista Land Group
Antusiasme pembelian hunian subsidi tersebut karena terdapat kekhawatiran tidak mendapatkan kuota. Pada tahun lalu, kuota rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah terserap habis 229.000 unit di bulan November. Padahal, masih ada sekitar 16.000 unit pengajuan yang telah disetujui terpending pada 2023 karena habisnya kuota untuk hunian bersubsidi dan akan dialihkan di tahun ini.
Di tahun ini, pemerintah hanya menyalurkan 166.000 unit rumah subsidi atau senilai Rp13,72 triliun dengan skema FLPP.
“Kalau berpatokan pada realisasi tahun 2023 yang kelebihan target 16.000 unit, maka harusnya di 2023 realisasi rumah FLPP itu 236.000. Bukannya target 2024 dinaikkan ini malah diturunkan jadi 166.000, pastilah MBR panik. Meski pemerintah berjanji akan menambah alokasi FLPP, jika ternyata kuotanya habis, tapi itu tidak buat mereka tenang, ingin yang pasti-pasti aja sekarang,” katanya.
Oka menjelaskan rumah subsidi diminati karena selain harganya terjangkau karena disubsidi oleh pemerintah menjadi Rp185 juta, suku bunganya tetap 5%, dapat diangsur selama 20 tahun, dan cicilan hanya Rp1,2 juta dengan minimal penghasilan Rp4 jutaan.
Mengenai tinggi permintaan rumah subsidi di proyek-proyek Vista Land Group, Oka mengungkapkan, itu karena rata-rata kualitas bangunan, lingkungan, dan fasilitasnya sudah sekelas perumahan real estat.
Sementara itu, Hendrik (32 tahun) yang merupakan karyawan pabrik di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berhasil melakukan akad kredit di perumahan Pertama Puri Harmoni 2, Cileungsi, yang dikembangkan Vista Land Group pada pertengahan bulan ini.
Dia menuturkan tak seperti sebelumnya, kini setiap tahun harga rumah subsidi pasti mengalami kenaikan sehingga tak dapat ditunda untuk membeli hunian. Di sisi lain, kenaikan harga rumah subsidi juga berdampak pada alokasi kuota setiap tahunnya.
“Yang jelas saya tak mau keluarga saya hidup di rumah kontrakan yang dua tahun sekali harus pindah, karena sewa kontrakan dinaikkan sepihak oleh pemilik. Jika tidak dipaksakan sekarang, saya khawatir keluarga saya hidupnya nomaden,” tuturnya.